Ketika kita membantu orang lain dengan alasan 'kasihan', seharusnya kita bertanya pada diri kita benarkah kita merasa kasihan karena peduli. Benarkah kita peduli?
Kata "Kasihan" muncul ketika kita merasa nasib kita lebih beruntung dari orang yang kita kasihani. Merasa bahwa mereka ada di bawah kita sehingga mereka pantas dikasihani dan dibantu. Merasa lebih baik dari sesama, bukankah itu wujud kesombongan? Ternyata kita tidak peduli pada nasib orang lain, tapi kita mengasihani mereka karena rasa sombong.
Seharusnya ketika kita membantu orang lain, bukan karena kita merasa lebih beruntung dari mereka. Tetapi kita membantu orang lain karena sebuah kewajiban dan memang seharusnya seperti itu. Karena manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang memiliki kewajiban saling tolong menolong. Kewajiban dalam melaksanakan kebajikan inilah yang disebut darma.
Darma harus ada pada diri kita sebagai manusia. Jika tidak, kesombongan akan terus mendominasi jiwa kita. Berhentilah mengasihani orang lain. Karena itu adalah bentuk kesombongan yang 'disamarkan'.
Referensi : Buku "Tuhan Maha Asik"
Karya : Sujiwo Tejo dan Dr. MN. Kamba
Karya : Sujiwo Tejo dan Dr. MN. Kamba
Cileungsi, 26 Maret 2019
Ar-ina Guhir
Ar-ina Guhir
Komentar
Posting Komentar