Jika di bibir seorang perayu, wajahmu bercahaya bagai lentera
Maka di mata sang penikmat cinta, kau lebih terang dari seribu bulan
Bagi pencandu kata, bait romantis begitu bisa menghanyutkan
Tapi bagi pelari handal, membawamu pergi, jauh lebih masuk akal
Di muka pintu kau berdiri dengan sebilah keyakinan
Sedang aku sebatang kara, tanpa pengharapan
Tanganmu tak sampai menggenggam asa, sebab jariku enggan menepis jarak
Begitu tinggi pembatas itu
Sumpah mati ku tak berdaya
Kata-kata begitu sakti terpatri di hati
Tapi bibirmu begitu kebas untuk bersyair
Tidak apa-apa, bukan salahmu
Lalu mengapa keyakinan itu kokoh nan tangguh?
Padahal ragam onak penuhi jalanan
Maka jika diriku seorang penyair, bisakah kau bisikkan kata manis?
Sedang dirimu seorang petarung; lebih rela mati dihujam senjata ketimbang merayu wanita
Pertanyaan itu takkan mampu kau tangkis
Sebab jawabannya tidak ada
Tidak ada, Tuan!
Komentar
Posting Komentar