Baru kemarin kita melaksanakan upacara di bawah tiang bendera. Meneriaki lagu kemerdekaan Indonesia sebagai tanda bertambahnya usia kemerdekaan kita. 74 tahun, usia yang tak lagi muda. Semakin tua, ternyata Indonesia sudah renta. Belum tuntas kasus Papua dan Surabaya, Indonesia kembali retak dengan kasus yang katanya penistaan agama.
Mungkin umat Kristiani merasa sakit hati dengan kalimat sang ulama. Tapi coba diteliti lagi, dimana tempat kejadian perkara. Mengapa harus mempermasalahkan video lama? Jika memang tersinggung, seharusnya dari dulu sudah ditindak pidana.
Sangat tidak masuk akal jika menyamakan kasus UAS dan kasus Ahok yang berujung dipenjara. UAS melontarkan kalimatnya di dalam sebuah majlis, dalam ruangan tertutup yang hanya berisi umat Islam saja. Sedangkan Ahok berkoar di ruangan terbuka, kalimatnya ditujukan untuk seluruh rakyat Indonesia. Maka wajar jika umat Islam marah dan kecewa.
Umat Islam tidak mempermasalahkan jika mereka dikatakan sebagai domba tersesat oleh umat Kristiani di dalam gereja. Padahal mereka sebenarnya adalah manusia bukan domba. Tapi mereka mengerti, itu ajaran yang umat kristiani yakini dan percaya.
Setiap agama memiliki aturan dan keyakinan masing-masing untuk dipatuhi dan dianggap ada. Maka tidak perlu mempermasalahkan sesuatu yang bukan masalahnya. Umat Islam tidak percaya salib bukan berarti mereka tidak menghormatinya. Umat Kristiani tidak percaya Al-Quran bukan berarti mereka tidak menghargainya.
Berpikirlah dewasa !!
Jangan mau di-adudomba oleh orang-orang yang hanya ingin mencari laba. Mari saling merangkul dan menghargai sesama. Karena kita adalah makhluk mulia yang disebut manusia.
Jangan mau di-adudomba oleh orang-orang yang hanya ingin mencari laba. Mari saling merangkul dan menghargai sesama. Karena kita adalah makhluk mulia yang disebut manusia.
Komentar
Posting Komentar