Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Aksi Bela Uyghur

Kamis, 21 Desember 2018 , menjadi tindak nyata bahwa Islam adalah tentang kemanusiaan dan persaudaraan. Umat Islam berkumpul tepat di depan Kantor Kedutaan Besar China di Jakarta Selatan, menyuarakan amarah yang bergejolak. Tidak, sebenarnya kami tidak marah. Kami hanya merasa sakit. Iya, sakit. Bagaimana tidak ?? Sedangkan umat Islam bagaikan satu tubuh, jika salah satu anggota tubuh tersakiti, maka bagian tubuh lain ikut merasakan. Sangat tidak logis jika Indonesia sebagai negara mayoritas beragama Islam merasa tenang-tenang saja, se dangkan saudara-saudara muslim kita di Uyghur, China harus merasakan penistaan, pelecehan, penyiksaan fisik dan psikis bahkan sampai pemaksaan untuk murtad dari agama Islam. Islam agama perdamaian. Agama yang mengedepankan hablumminallah dan hablumminannas. Kami mengharapkan kepada para petinggi-petinggi negara, pejabat-pejabat negara yang memiliki kekuasaan, yang memiliki wewenang dalam ranah pemerintahan, jangan pura-pura tuli, jangan pura-pu

Idealisasi Karakter Muslim

MENURUT pandangan Al-Mawardi, proses pembentukan idealisasi karakter muslim tidak dapat berkembang tanpa adanya pendidikan. Karena jiwa manusia mempunyai kecenderungan alami untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk. Setiap manusia memiliki unsur negatif dalam dirinya, yaitu hawa nafsu. Maka jalan terbaik untuk melawan nafsu tersebut ialah pelatihan diri. Proses pelatihan diri menjadi efektif jika ada pembimbing yang dapat mengarahkan dan mengoreksi berbagai kekeliruan seorang anak. Maka peran orang tua dan guru sangatlah penting. Orang tua dan guru selaku pembimbing atau mentor mengemban misi untuk mengarahkan karakter anak melalui proses pendidikan dan pengajaran. Melalui pendidikan, seorang guru dapat menanamkan rasa cinta terhadap ilmu pengetahuan kepada anak. Sebab ilmu pengetahuan adalah simbol kemuliaan tertinggi bagi setiap orang. Oleh karena itu, eksistensi seorang pendidik menjadi vital apabila ilmu pengetahuan yang diajarkan menjadi karakter bermutu tinggi pada diri

J A K A R T A

  https://goo.gl/images/2V28aK Hari ini saya ingin sedikit mengisahkan tentang kota metropolitan yang sejak lama telah menjabat menjadi ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia. Langsung saja, sebenarnya saya merasa prihatin. Bagaimana tidak? Ketika gedung-gedung dengan angkuh menjulang, disaat yang sama bocah-bocah usia sekolah menjadi anak jalanan yang tak tahu apa itu alfabet. Saya berpikir, apa yang dikatakan seorang ayah yang sejak pagi naik turun bis sembari membawa gitar mengumpulkan koin-koin penyambung hidup lalu kembali ke rumah ketika mentari pamit? Apa yang ia katakan kepada istri dan anaknya ketika rupiah yang ia dapat selama sehari tak cukup ditukar dengan beras sekilo? Padahal di gedung bertingkat, yang berdasi sedang asik berpesta. Mungkin benar sebuah ungkapkan yang mengatakan "Sekejam-kejamnya ibu tiri, masih lebih kejam ibukota". Saya tidak menyalahkan pemerintah, apalagi mengkambinghitamkan politik. Oh, tidak. Sebab saya bukan politisi wanita y

Sebilah Kata untuk Pemuda

Di zaman yang sudah purba Pancasila tak lagi bersahabat dengan pemuda Sumpah pemuda tinggal cerita sejarah di bangku sekolah Di mana sepuluh pemuda yang katanya mampu guncangkan dunia? Air mata pertiwi menetes.... Di samping-samping jalan pemuda berteman botol kaca Mengayun sloki-sloki perlahan masuk di kerongkongan Wanita-wanita muda mendadak binal dikejar zaman Habisi malam di atas ranjang Menciptakan desah-desah menjijikan Persetan dengan pahlawan Zaman ini sudah zaman setan Mana manusia, mana binatang jalang Teramat sulit dibedakan Kebangsatan adalah kebanggaan Mata-mata tak lagi menatap kenistaan sebagai dosa Pemuda sudah ditikam oleh ambisinya sendiri Pemuda mati dalam egonya sendiri Dan dalam kegelapan mereka mencari cahaya semu yang mereka ciptakan dari ilusi mereka sendiri (Ar-ina Guhir) Bogor, 28 Okt 18

Hari Menuju Kematian

Ajal itu datang tanpa permisi Merenggut nyawa tanpa negoisasi Meski sanak saudara merasa berat hati Malaikat izrail melangkah dengan pasti Merelakan orang-orang terkasih Yang tiba-tiba pergi tanpa belas kasih Meninggalkan duka yang diam-diam membekas luka Menangisi jasad yang terbujur kaku tak berkata Takdir sungguh luar biasa Mengubah suasana secara mendadak tanpa rasa-rasa Tetapi mati ialah pasangan dari hidup Maka ketika sepasang mata perlahan tertutup Doa adalah hadiah terbaik Bagi mereka yang telah pergi agar tetap baik-baik Meski segala cerita hanya tinggal cerita Namun wajah dan nama adalah ingatan yang tak kan buta Dunia ini begitu fana Terlalu rugi bagi mereka yang hanya menumpuk harta dimana-mana Sedang ibadah pada tuhan Hanya ada dalam bayang-bayang khayalan Maka untuk maut yang datang tanpa suara Biarkan hidup ku berakhir saat aku dengan Rabb bercumbu mesra Amin ya Rabbal alamin .... !! (Ar-ina Guhir)
Wow, Pemateri Mastama Membongkar Beberapa Karakter Seorang Pemimpin Yups, Hari Kamis, 30 Agustus 2018 adalah hari pertama para maba alias mahasiswa baru dari STAI Al-Fatah Cileungsi,Bogor mengikuti kegiatan Mastama (Masa Ta'aruf Mahasiswa). Ya semacam ospek gitulah. Hehehe Nah, pada kegiatan itu, mahasiswa mendapat materi tentang Leadership dari ustad Ahmad Soleh yang juga merupakan salah satu dosen di STAI Al-Fatah. Menariknya, beliau membocorkan apa saja karakter yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Teman-teman tentu juga penasaran dong. Yuk, kita intip apa aja sih karakter seorang pemimpin itu. 1. Seorang pemimpin itu harus peduli. Pemimpin tuh harus care and peka lho. Gak perlu dikodein dulu. Untuk kamu yang dikodein tapi gak peka-peka, bisa gak tuh mimpin aku di masa depan. Hehehe... ( malah curhat) 2. Seorang pemimpin harus dapat mengendalikan emosi. Nah, ini juga penting teman-teman. Seorang pemimpin itu gak mudah marah. Ia juga tidak s