Langsung ke konten utama
Wow, Pemateri Mastama
Membongkar Beberapa Karakter
Seorang Pemimpin



Yups, Hari Kamis, 30 Agustus 2018 adalah hari pertama para maba alias mahasiswa baru dari STAI Al-Fatah Cileungsi,Bogor mengikuti kegiatan Mastama (Masa Ta'aruf Mahasiswa). Ya semacam ospek gitulah. Hehehe

Nah, pada kegiatan itu, mahasiswa mendapat materi tentang Leadership dari ustad Ahmad Soleh yang juga merupakan salah satu dosen di STAI Al-Fatah. Menariknya, beliau membocorkan apa saja karakter yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

Teman-teman tentu juga penasaran dong. Yuk, kita intip apa aja sih karakter seorang pemimpin itu.

1. Seorang pemimpin itu harus peduli.
Pemimpin tuh harus care and peka lho. Gak perlu dikodein dulu. Untuk kamu yang dikodein tapi gak peka-peka, bisa gak tuh mimpin aku di masa depan. Hehehe... (malah curhat)

2. Seorang pemimpin harus dapat mengendalikan emosi.
Nah, ini juga penting teman-teman. Seorang pemimpin itu gak mudah marah. Ia juga tidak serta merta mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu.

3. Seorang pemimpin itu pandai bersyukur dan selalu jujur.
Right, bersyukur itu penting ya. Sebab syukur adalah kunci bahagia. Jangan lupa untuk selalu berkata jujur. Dibohongi itu perih lho.. Jangan ada dusta di antara kita deh. Hehehe.. (curhat lagi deh)

4. Seorang pemimpin selalu berusaha meningkatkan kebaikannya.
Mengapa?? Ya karena hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Kalau gak ada perubahan kita rugi dong, karena waktu kita terbuang sia-sia. Pastinya teman-teman gak mau kan?? 

5. Seorang pemimpin itu jika perihal kewajiban, ia terdepan. Dan perihal hak, ia terbelakang.
Jadi jangan memprioritaskan hak ya teman-teman. Laksanakan aja kewajiban kita. Biarkan hak itu menyusul dengan sendirinya tanpa diminta.

Oke gaesss, gimana ?? 
Kita jadi tau kan apa aja karakter seorang pemimpin itu. Nah, semoga kita bisa berupaya untuk dapat memiliki karakter tersebut. Sebab semua manusia terlahir sebagai pemimpin, tinggal kita memilih ingin menjadi pemimpin yang berjiwa ksatria atau pemimpin yang berjiwa pecundang.




Bogor, 31 Agustus 2018
      Ar-ina Guhir

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tenun Kwatek, Karya Tangan Perempuan Adonara

   Kwatek Adonara saat dikenakan Penulis SUDAH tidak asing lagi jika kita mengetahui bahwa setiap daerah di Indonesia memiliki kain tradisional. Begitu pula di Pulau Adonara. Pulau ini menjadi salah satu daerah yang memiliki kain tenun sebagai kain tradisionalnya. Pulau Adonara sendiri terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Bagi masyarakat Adonara, tenun ini dipakai dalam berbagai acara seperti upacara adat, pernikahan, pemakaman, dan hari-hari besar lainnya, baik hari besar nasional ataupun hari besar agama. Selain itu, kain tenun ini juga dikenakan sehari-hari oleh masyarakat Adonara dan dijadikan cendramata bagi wisatawan yang berkunjung ke sana.  Tenun Adonara memiliki tiga motif, pertama motif dengan warna-warni bergaris lurus lebar merupakan kain Kewatek (berbentuk seperti sarung), yang kedua motif dengan warna yang monoton serta bergaris lurus kecil-kecil adalah Nowing (berbentuk seperti sarung) dan yang ketiga motif berwarna dan bergaris lurus a...

Adonara, Tanah Lebih Mahal Daripada Darah

Anak pulau mendengar kabar Ada mayat mati terkapar Adonara, Tanah Tumpah Darah Darah Tumpah Karena Tanah KEMARIN , berita muncul di linimasa, enam nyawa hilang di ujung tombak. Darah kembali tumpah, lagi dan lagi karena masalah yang itu-itu saja. Bukan hal baru di telinga kita, bahwa persoalan hak tanah berujung pertikaian. Korban berjatuhan, anak jadi yatim, ibu jadi janda. Seorang misionaris asal Belanda, Ernst Vatter dalam bukunya "Ata Kiwan" yang terbit pada 1932 melukiskan Adonara adalah Pulau Pembunuh (Killer Island). Dalam bukunya itu, Vatter menulis "Di Hindia Belanda bagian timur tidak ada satu tempat lain di mana terjadi begitu banyak pembunuhan seperti di Adonara. Hampir semua pembunuhan dan kekerasan, penyerangan dan kejahatan-kejahatan kasar lain, yang disampaikan ke Larantuka untuk diadili, dilakukan oleh orang-orang Adonara." BACA JUGA: Masa Depan Anak Pesisir Adonara Hmm... dari pernyataan tersebut, tidak dapat dipungkiri ba...

Yang Berharga, Hiduplah Lebih Lama

Satu hal yang pasti bahwa mereka tidak lagi muda. Sebagian besar warna rambutnya sudah tak hitam, kerutan di tangan dan wajahnya kian tampak, beberapa gigi pun telah tanggal. Sudah lebih dari separuh abad, hidupnya di muka bumi. Kenyataan ini membuatku terisak, meski tanpa suara.  Aku berada jauh. Menyeberangi lautan dan udara. Baktiku tentu hanya setitik dibandingkan embusan perjuangan dan kasihnya. Fakta ini, membuat genangan di mataku sering tumpah, meski lagi-lagi tanpa suara. Perempuan itu begitu lembut tapi juga tegas. Aku dan dirinya sering kali beradu. Maklum, egoku yang teramat kental susah sekali dicairkan. Tapi doa-doanya adalah payung atas segala badai. Hidupku adalah berkat dari sujud panjangnya dan rapalan kalimat yang ia tuangkan merayu Sang Tuhan.  Sementara itu, seorang pria gagah dengan tangan lebar dan sedikit kasar. Telapak kakinya pun demikian. Tapi dari tangan dan kaki itulah aku tumbuh dan berdikari; menjadi kaktus di tengah gersang, menjadi api di tenga...