Seorang anak kecil bertubuh kering, mengisap ibu jarinya yang memutih
Di simpang jalan lelaki renta terbaring menahan dahaga dan lapar yang melilit
Ibu kehilangan asi, bayi mungil terpaksa tak menyusu
Gaza, tanah para syuhada itu membeli sorga dengan rasa lapar
Gaza, darah tumpah ruah
Seorang bapak menggendong balita tak berkepala
Entah di mana kepala itu terguling
Sementara Zionis berdiri di puncak keangkuhan
Tertawa dengan binal sembari menuang anggur kemunafikan
Kumpulan setan itu merayakan kematian manusia-manusia suci
Mereka lupa, kehancuran dan neraka begitu dekat padanya
Gaza, tubuh terbakar dilalap api
Hangus dalam kobaran keji Zionis
Tenda-tenda itu rubuh
Asap hitam menjadi payung jasad-jasad yang berkerut tak berbentuk
Dialog internasional digelar
Kecaman demi kecaman, kami muak mendengarnya
ICJ, ICC, PBB adakah gunanya?
Tumpukan resolusi lahir di atas meja
"Gencatan senjata" kata mereka
Mana?
Aku tak melihat senjata diletakkan
Gaza, wajahmu nanar dihantam rudal
Koyak diterjang amunisi Zionis
Malapetaka berkepanjangan
Kelaparan menjadi hal yang lumrah
Gaza, tanah airmu begitu mahal
Hanya bisa dibeli dengan sorga
Tapi maaf Gaza...
Ketika pertunjukan aksi genosida Zionis dimainkan di panggung dunia
Kami masih berdebat soal boikot atau tidak
Kami masih bertanya bukankah Palestina terlalu jauh untuk dibela?
Aku terbenam dalam permainan dunia
Mencintai nafsu begitu dahsyat
Lalai dalam deru dosa yang maha banyak
Aku melihat derita Gaza sambil menganga lewat layar handphone
Tapi sayang, sedihku hanya sementara
Nuraniku mati suri
Sementara Gaza, membeli sorga dengan rasa lapar
Komentar
Posting Komentar