Alkisah, di sebuah kota suci nan subur
Hidup manusia mulia yang diserang sekelompok penjahat bengis; tak berhati dan tak pula berakal
Para penjahat itu bermodalkan kebodohan dan keserakahah
Dengan besar kepala mereka melawan kebenaran
Lucunya, langkah kejahatan itu didukung oleh pamannya, Paman Sam
Lalu ketika seluruh hati di dunia terketuk dan mengutuk, Paman Sam tiba-tiba berubah peran
Ambil langkah "kemanusiaan"
Pura-pura berbaik hati
Bah, pandai kali aktingnya
Kirim bantuan lewat udara
Jatuhkan makanan dari langit pantai Gaza
Warga setempat yang kelaparan berlarian menuju ke situ
Ternyata itu bukan hanya tempat makanan tapi juga tempat pemakaman
Tepung yang dijatuhkan Paman Sam, seharga 150 nyawa manusia
Mereka meregang nyawa di atas peti makanan
Belum sempat mereka merasa kenyang, darahnya sudah lebih dulu terkuras
Peti bantuan itu mendadak berubah warna
Menjadi merah
Semerah darah para syuhada
Wanginya semerbak menembus layar handphone di gengaman umat manusia
Aromanya mampu membangkitkan genangan di pelupuk mata
Kisah ini terjadi di tahun 2024
Terjadi di bumi yang sama yang kita pijaki hari ini
Dan sampai sekarang, kisah ini belum tamat
Komentar
Posting Komentar