Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2023

Puisi Cinta Untukmu; Pejuang Palestina

  Berdiri tegap tak bergiming Busungkan dada depan buldoser  Siapa takut kehilangan nyawa Keberanianmu memuncak meski di tangan hanya kerikil tanpa senapan Sementara serdadu Zionis Dengan angkuh menodongkan senjata Tatapan tajammu menghujam keaangkuhan itu Lidahmu tak kelu Malah basah dengan asma-Nya Derap langkah para pejuang begitu gagah Berlari kibarkan bendera Palestina Semangatmu tak surut walau Israel berlagak di atas tank raksasa Tanah airmu dirampas dengan congkaknya Dan kau terus berjuang tanpa henti Di ruang-ruang gulita lagi sunyi Tubuhmu dikurung, pucat pasi Tapi sungguh Apa pun tak goyahkan gelora jihad dalam sukmamu Di lorong-lorong sempit kau terhimpit Meraba-raba cahaya dalam kegelapan  Enggan kau pergi dari bumi suci ini Meski sesak mesiu memenuhi ruang paru-paru "Demi Palestina" ucapmu tenang Butuh berapa masa lagi Berapa tahun lagi Aku begitu sangsi pada keadilan dunia Lalu, kau datang berlumur darah Sesimpul senyum terpaut di ujung bibir Kau berucap "

Maaf Palestina, Aku Hanya Bisa Menangis

Jalan nestapa kau tempuh puluhan tahun Dan aku cuma bisa bersedih Meja makanku penuh hidangan kenikmatan duniawi, sementara saudaraku di Palestina terbunuh setiap hari Suara takbir memancar dari bibirmu diiringi detak jantung yang perlahan berhenti Darahmu menetes memerahkan bumi para nabi Lalu kau tersenyum menyambut sorga Kuteguk kopi hitam di teras rumah depan surau Surat kabar memberitakan nasibmu Si ini mengutuk Zionis Si itu mengecam Israel Maaf Sayang, hanya itu yang kami bisa Ya, hanya itu yang kami bisa lakukan Faktanya, tangisan bayi dan jeritan perempuan tua Tak mampu menurunkan senjata dari dekapan serdadu laknatullah Benar, peluru tak bernurani; ia hanya tunduk pada tuannya Di mana hukum internasional?  Sssstttssss... Aturan itu sudah lama dikebiri Lagi dan lagi, aku hanya bisa bersedih Ketika tangan nakal Zionis meninggalkan noktah hitam di tubuh saudara perempuanku Ketika lelaki paruh baya terpasung dalam penjara karena membela tanah airnya Ketika bayi tetiba jadi yatim

Kita Manusia; Bisa Menang, Bisa Kalah

(Pict: Pinterest) TIDAK ada yang meminta untuk dilahirkan di dunia ini, kita pun tidak bisa memilih lahir dengan kondisi seperti apa. Setelah menjalani peran sebagai manusia di bumi ini, sepertinya kita terus menerus "dipaksa" untuk beradaptasi dengan kehidupan. Mungkin belum sempurna, bahkan tidak akan sempurna menjadi manusia yang bisa dibanggakan seutuhnya, tapi itulah kita; manusia. Banyak hal yang membuat kita belajar bahwa sebagai manusia, kita bisa benar, bisa juga salah, bisa menang, juga bisa kalah. Kita bisa marah dan sedih, kita pun bisa tertawa dan bahagia. Dengan memaklumi diri sebagai manusia biasa, kita semakin tahu bahwa ternyata diri ini tidak perlu selalu berhasil. Menerima bahwa kita bisa gagal, bahkan berhak untuk itu.  Ini bukan tentang menjadi manusia putus asa, egois, atau pun enggan berbenah, bukan itu poinnya. Tetapi mari belajar memaklumi bahwa tidak semua hal harus dimenangkan. Kita tidak harus selalu jadi yang terdepan, teratas, tercepat, atau apa