Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

Mengulas Novel "Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur" karya Muhidin M.Dahlan

Memerkarakan Tuhan, Tubuh dan Tabu Kiran, wanita yang menjadi tokoh utama dalam novel tersebut, awalnya adalah sosok muslimah yang taat. Tubuhnya dihijabi jubah dan jilbab besar. Waktunya dihabiskan untuk beribadah kepada Allah swt. Cita-citanya hanya satu; menjadi muslimah yang beragama secara total. Untuk meraih cita-cita tersebut,Kiran mengikuti sebuah organisasi garis keras yang mengusung cita-cita tegaknya syariat Islam yang ideal. Tetapi dalam perjalanan, ternyata organisasi itu malah merampas nilai kritis sekaligus imannya. Setiap tanya yang diajukan, dijawab dengan dogma tertutup yang melahirkan resah dan kehampaan. Dalam situasi seperti itulah, ia melampiaskan frustasinya dengan seks bebas dan obat-obatan terlarang. Tak ada rasa sesal pada tuhannya. Ia yang dulu adalah seorang muslimah sejati, kini menjadi seorang pelacur. Sosok Kiran menggambarkan bahwa ternyata manusia selalu berubah-ubah. Orang baik tidak selamanya baik, orang jahat tidak selamanya jahat. Seor

I B U

Ibu adalah sosok yang mencintaimu tanpa ragu Mengasihimu tanpa jeda waktu Menasihatimu dengan kasih yang takkan berlalu Merindukanmu dari Senin sampai Minggu Bagaimanapun keadaan ibumu saat ini, Ingatlah !!  ia lah satu-satunya perempuan yang rela mati untukmu Ia lah satu-satunya perempuan yang rela menukar air matanya untuk bahagiamu Ia lah satu-satunya perempuan yang di hatinya selalu ada maaf untukmu Kita tidak pernah bisa membalas setetes air kehidupan yang telah ia berikan, jasa ibu terlalu mulia. Maka jika ada kesempatan pulang ke rumah, pulanglah. Jangan membuat ia menanggung rindu terus-menerus. Karena saat sakit ataupun sekarat, ibumu lah orang pertama yang akan menangis dan mengkhawatirkanmu. Bukan kampusmu, dosenmu atau bos perusahaan tempat kerjamu. Mereka tinggal mencari mahasiswa baru atau karyawan baru menggantikanmu. Tapi ibumu... Dia lah yang tetap mendoakanmu siang dan malam. Semakin hari.. kulit ibu semakin berkerut. Helai demi helai rambutnya mulai me