Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2019

INDONESIAKU KEMBALI RETAK

Baru kemarin kita melaksanakan upacara di bawah tiang bendera. Meneriaki lagu kemerdekaan Indonesia sebagai tanda bertambahnya usia kemerdekaan kita. 74 tahun, usia yang tak lagi muda. Semakin tua, ternyata Indonesia sudah renta. Belum tuntas kasus Papua dan Surabaya, Indonesia kembali retak dengan kasus yang katanya penistaan agama. Mungkin umat Kristiani merasa sakit hati dengan kalimat sang ulama. Tapi coba diteliti lagi, dimana tempat kejadian perkara. Mengapa harus mempermasalahkan video lama? Jika memang tersinggung, seharusnya dari dulu sudah ditindak pidana. Sangat tidak masuk akal jika menyamakan kasus UAS dan kasus Ahok yang berujung dipenjara. UAS melontarkan kalimatnya di dalam sebuah majlis, dalam ruangan tertutup yang hanya berisi umat Islam saja. Sedangkan Ahok berkoar di ruangan terbuka, kalimatnya ditujukan untuk seluruh rakyat Indonesia. Maka wajar jika umat Islam marah dan kecewa. Umat Islam tidak mempermasalahkan jika mereka dikatakan sebagai domb

SUARA ORANG TIMUR YANG ADA DI BARAT

Saya selaku orang timur yang ada di barat, saya selaku mahasiswa timur yang kuliah di tanah Jawa, merasa resah dengan kekacauan yang sedang terjadi antara masyarakat Surabaya dan mahasiswa Papua. Sangat mengecewakan dan menyayat hati ketika saya melihat video terkait yang ternyata di dalamnya terlihat beberapa oknum aparat dan masyarakat Surabaya yang membuat kerusuhan di asrama mahasiswa Papua seraya mengumpat dengan mengatai saudara-saudara kami dengan umpatan "Monyet" "Anjing" dan sebagainya. Dengan ini, bukan berarti kami membenarkan kejadian pembuangan bendera merah putih di selokan. Tetapi, kami menegaskan bahwa para aparat yang bertugas harus menjalankan tugasnya dengan prosedur. Dengan tata cara yang benar, sehingga tidak terjadi kericuhan semacam ini. Apakah pantas seorang aparat berseragam tentara mengatai rakyat Indonesia sebagai monyet dan anjing?? Apabila memang terbukti ada oknum-oknum dari mahasiswa Papua yang membuang bendera merah