Aku percaya cinta itu buta. Karena bagiku cinta adalah objek yang hanya mampu dirasa, bukan dilihat. Ibarat udara, kita tak bisa melihatnya, tapi kehadirannya kita rasakan. Bahkan sampai hari ini aku mencintai Tuhanku tanpa perlu melihat wujudNya.
Aku percaya cinta itu buta. Bagaimana tidak? sedangkan ibuku telah mencintaiku sebelum ia melihatku. Sebelum aku dilahirkan, bahkan ketika aku masih menjadi janin.
Jadi menurutku wajar jika seseorang yang sedang jatuh cinta menjadi terobsesi untuk melakukan segala hal untuk yang dicintainya. Bahkan tidak heran sampai ada yang mengorbankan nyawanya hanya untuk seseorang yang dicintai. Para nabi pun mengorbankan jiwa raga atas dasar cinta kepada Tuhan. Tetapi disini kualitas cinta kita dan cinta para nabi amat berbeda.
Mencintailah dengan kualitas yang tinggi. Mencintai Sang Pencipta dengan tangguh dan sungguh dan mencintai ciptaanNya sesuai kadar normal, tidak keterlaluan.
Memulai untuk mencintai itu mudah, tetapi mempertahankan keabadian untuk selalu mencintai itu butuh perjuangan besar. Maka ketika berani memulai mencintai, maka bertahanlah selalu. Kau akan menjadi hebat.
Komentar
Posting Komentar