Hai, apa kabar? Sudah cukup lama ya tidak bercerita soal hati, sebab terlalu banyak berita-berita dalam negeri yang mengalihkan perasaan, seperti berita ekonomi, politik, sosial, dan lain sebagainya yang membuat isi kepala begitu berisik. Alhasil, tulisanku yang lahir hanyalah seputar isu di negeri ini. Sebenarnya tidak masalah, nah toh peka terhadap kondisi sekitar bukanlah hal yang buruk. Tetapi sepertinya, diri sendiri juga perlu didengarkan. Sedang sakit, sedang kecewa, terluka, atau sedang patah. Kamu boleh menebak, sebab apa tulisan ini lahir. . . . Apakah kamu pernah merasa kecewa atau terluka atas sikap orang lain? Siapa yang kamu salahkan? Saya ingin katakan, bahwa ketersinggungan atas perilaku orang lain bukanlah pemberian, melainkan penerimaan. Jika dirimu tidak mengizinkan hatimu dilukai, sejatinya kamu tidak akan tersakiti. Jika kamu tidak menaruh harapan terlalu tinggi, sejatinya kamu tidak akan kecewa. Bukankah kita bisa meminimalisir resiko kecelakaan di jalan
Menulis adalah upaya mengawetkan usia. Sebab ketika kau menulis, nyawamu berlipatganda. (_inaguhir_)