Di zaman yang sudah purba Pancasila tak lagi bersahabat dengan pemuda Sumpah pemuda tinggal cerita sejarah di bangku sekolah Di mana sepuluh pemuda yang katanya mampu guncangkan dunia? Air mata pertiwi menetes.... Di samping-samping jalan pemuda berteman botol kaca Mengayun sloki-sloki perlahan masuk di kerongkongan Wanita-wanita muda mendadak binal dikejar zaman Habisi malam di atas ranjang Menciptakan desah-desah menjijikan Persetan dengan pahlawan Zaman ini sudah zaman setan Mana manusia, mana binatang jalang Teramat sulit dibedakan Kebangsatan adalah kebanggaan Mata-mata tak lagi menatap kenistaan sebagai dosa Pemuda sudah ditikam oleh ambisinya sendiri Pemuda mati dalam egonya sendiri Dan dalam kegelapan mereka mencari cahaya semu yang mereka ciptakan dari ilusi mereka sendiri (Ar-ina Guhir) Bogor, 28 Okt 18
Menulis adalah upaya mengawetkan usia. Sebab ketika kau menulis, nyawamu berlipatganda. (_inaguhir_)